Jumat, 24 Februari 2012

clear as beautiful as a dream in love part 1

huy guys....
gw nangkring agy niuh....
elo pada baca ea ....
awas law ngak (??????????)
tenang gw ngak bakal makan kalian kog,,,gw bukan sumanto loh,ups (harusnya sumanti ya? gw kan cewek,,)nah....nah.....
gw mulai ea...
atu'.............



uwa......




iga........


Kebayang ngak jika kamu kehilangan orang-orang yang kamu sayangi, mulai dari pacar sampai sahabat, gimana rasanya? Pasti nyakitin banget ya? Kita akan ngerasa hidup dalam labirin panas yang menyesakkan, kamu percayakan? Yak percaya atau ngak, baca aja nih.
Berawal dari sini, aku dan 5 sahabatku duduk termangu menunggu hujan reda di sebuah tenda, yah kalau di sekolahku disebut dengan tenda gaul, dimana tenda ini berguna sebagai tempat gumpul para siswa, hujan begitu deras mengucur seakan tidak mau mengalah dengan kami yang hendak pulang ke rumah.
“ Kalau gini jadinya, gw ngak bisa pergi latihan vokal nih” ujarnya memain – mainkan kunci motornya, dia adalah W_dy, dia berwajah imut dan kayak masih anak-anak gitu, padahal diantara kita ber6 dia yang paling gede lo, setelah itu barulah Putri, Fifi, aku, Dila, dan yang paling kecil tuh Tiwi cocok banget dengan postur tubuhya.
“ Gimana kalau kita ke kantin dulu?” Tiwi tersenyum riang.
“ Ogah gw mau pulang, kalau gw telat, nyak gw pasti bakal nyerocos” dia mondar- mandir di depan kami, hujan perlahan-lahan reda, dia dan yang lain bergegas menuju parkiran motor, sesaat mereka menoleh padaku dan Putri.
“ Kalian ngak pulang?” ujar Dila mengernyitkan dahinya.
“ Gw naik bus aja, sama Putri” aku tersenyum meyakinkan, walaupun itu tak sepenuhnya meyakinkan mereka.
“ Serius” aku menciptakan huruf "V" di jariku, dia hanya mengangkat bahu seraya menghampiri motornya,Fifi mengikutinya.
“ Hati- hati ya, sekarang banyak penculikan loh, apalagi yang kayak kalian, hahahaha ” ujarnya yang kemudian berlalu meninggalkan kami, sementara W_dy dan Tiwi berusaha mengeluarkan motornya dari parkiran .
“ Kita duluan ya,hati-hati loh, ada razia orang jelek di depan sana” ujarnya setelah motornya berhasil keluar, kami berjalan menuju halte, kami harus duduk lama untuk menunggu bus, kebetulan rumah Putri dan rumahku beda arah jadi busnya juga tidak sama, bus menuju rumahnya telah datang, dia bergegas naik walaupun dia hatinya berat meninggalkanku.
“ Sya,, gw duluan ya! Ngak papa kan?” dia berhenti di depan pintu bus, aku hanya menganggukan kepala sambil tersenyum, bus itu berlalu meninggalkanku sendiri di halte, duh kasiannya aku, sudah setengah jam aku menunggu di sini namun bus yang di tunggu- tunggu belum juga datang, hujan kembali menguyur kota dengan derasnya.
Seorang cowok berlari kearah halte dan duduk di sebelahku,dia mengelap-ngelap lengan dengan tangannya, awalnya aku cuek aja dan sibuk dengan BBMan ku, namun dia menyapaku.
“ Hei.. lo sekolah di SMA Nusantara juga ?” dia memperhatikan aku yang tengah asyik dengan ponselku.
“ Lo bisa liat seragam gw kan? Dah tau masih aja nanya” ketusku masih asyik dengan ponselku.
“ Yah,, gw Cuma mo mempersegar suasana aja kok!” aku diam tidak merespon apapun.
“ Gw Nicky “ dia mengulurkan tangannya kearahku, rese’ banget nih orang pakai acara kenalan segala, batinku.
“ Oh “ hanya itu responku tanpa meliriknya, sesaat aku melirik tangannya yang terulur dan mata ku tertuju pada arloji yang dia pakai, aku tersadar kalau arloji yang dia pakai familiar banget bagi ku.
“ Di… Dion?” aku tergagap, dia mengernyitkan dahi, matanya memandang lekat padaku, membuatku jadi salting.
“ Ahm… maksud gw ……”
“Dari mana lo tau nama kecil gw ?” dia memotong ucapan ku.
“ Eh…. Itu gw juga ngak tau “ ujarku asal seraya membuang muka dari pandangan nya.
“ Lo anak XII1 kan ?” tambahku kembali menfokuskan perhatianku ke ponselku, aku hanya tidak ingin aja dia tau kalau saat ini akau tengah gugup.Wajar aku kan suka banget sama dia sejak pandangan pertama, hari ini adalah awal yang indah bagiku, selama ini aku hanya memperhatikan dia dari jauh, ngak berani banget buat ngobrol ma dia, dia tersenyum simpul menanngapi ucapanku.
Hujan masih terus mengguyur kota yang rame banget dengan kendaraan, walaupun hujan tapi tak menghalangi aktivitas kota siang ini, aku melirik arloji ku yang terus meninggalkan denting jarum jam yang tak pernah mengeluh, mungkin hujan ini ngasih gw kesempatan deh, ujarku membatin.
“ Sya, lo di kelas berapa ?” dia memandangi air hujan yang jatuh terhempas di tanah.
“ II3 “ balasku memasukan ponsel ke dalam kantong bajuku namun kembali ku keluarkan dan asyik dengan ponselku tampa menyadari sesuatu telah terjadi.
“ Gimana kalau lo gw antar pulang?” dia memandang ku simpul menanti sebuah jawaban yang akan keluar dari mulutku.
“ Gak usah, gw ngak mau membuat lo repot “ ujarku tersenyum yang di buat-dibuat sebenarnya aku ingin banget di antar pulang ma dia dan enggan banget buat bilang tidak namun kalimat itu sudah duluan meluncur di bibirku.
“ Ngak kok, hujan udah reda tuh, ayo “ dia berjalan duluan menuju sebuah mobil yang di parker di seberang halte, kemudian dia masuk ke dalam. “ Ayo “ ujarnya di belakang kemudi.
“ Loh dia bawa mobil kok malah berteduh di halte sih? Dia bisa aja pulang duluan tadi tu “ gumamku kebinggungan, aku ragu-ragu untuk masuk ke dalam mobilnya tapi mata dan senyumannya mampu menghipnotisku untuk menuruti sugestinya hingga akupun memasuki mobilnya.
“ Rumah lo di mana?” Tanyanya setelah mobilnya melaju meninggalkan halte.
“ Kompek perumahan Tirai Sutra Nomor 20 “ jawaku membuang muka sambil menghembuskan nafas ke poniku yang menjuntai, aku nervous, serius, jantungku jadi ngak karuan banget sekarang, mukaku rasanya merah banget berduaan dengannya membuatku jadi dilema.
Akhirnya mobilnya memasuki kawasan Tirsut hinnga kemudian berhenti tepat di depan rumahku.
“ Makasih ya, mampir dulu yuk “tawarku padanya, dia menggelengkan kepalanya.
“ Gak sekarang sya “
“ Ya sudah kalau gitu gw masuk dulu ya “ aku membalikkan badan bergerak hendak meninggalkannya, dalam hatiku rasa gugup, senang berbaur menjadi satu, getaran-getaran aneh pun mengalir di sekujur urat nadiku.
“ Sya.. gw balik dulu ya “ aku berbalik menghadapnya. Aku mengganggukan kepala .
“ Hati- hati di jalan “
Dia tersenyum meninngalkan ku yang senyum-senyum sendiri, aku memasuki perkarangan istana hidupku menyadarinya sesuatu barusan terjadi,
ya… dia tau nama gw? aku tersenyum…
“ Ye…ye…ye… dia tau nama gw “ sorakku mengisi keheningan rumahku, aku berteriak berulang-ulang sampai di ruang tamu pun masih berteriak-teriak, tangan ku goyang-goyangkan di atas kepalaku.
“ Perasaan tadi gw ngak bilangin nama gw deh? Ini sebuah tanda “ seru ku memasuki kamar, tidak sabar menunngu pagi datang menjemput, semua yang ku kerjakan penuh dengan senyuman, segera ku buka buku diary ku dan…
Dear diary..
Hari ini gw seneng banget,,,
Rasanya gw mau tersenyum terus dewh…
Lo tau kenapa???
Coz dia tau nama gw..
Ini sebuah kemajuan bukan??
Senangnya…


Aku selalu tersenyum, mama yang melihat tingkahku hanya geleng-geleng kepela, mugkin dia ngerti kali ya?
Gimana ni? Kenapa gw jadi kayak gini sih? Biasa orang lagi kasmaran ya iyalah, kamu musti coba nih ampuh banget buat ngobatin strees, biar kamu pada tersenyum, kata orang nih ya, senyum itu ibadah lo, tapi kalau tersenyum terus….(tandanya benangnya udah putus satu tuh).
Hatiku yang berbunga-bunga melangkah keluar dari rumah, yah biasanya aku pergi ke sekolah bareng papaku, namun peristiwa tragis menoreskan luka yang dalam di hatiku, dimana papa kecelakaan karena tambrakan beruntun yang membuat mobilnya masuk jurang, (udah jangan bahas-bahas soal begituan ntar aku nangis lagi, hayo siapa yang mau ngorbanin seragamnya buat ngelapin air mataku? # ngak ada yang mau ya? Huhuhhuu .
Baru aja aku menginjakkan kaki di trotoar, sebuah motor Kawasaki ninja berhenti didepan ku, pikiran pertama ku adalah Dion.
“ Dion?” sorakku girang.
“ Isya… bareng gw yuk “ dia membuka helmnya dan tersenyum manis kepada ku, dia bukanlah Dion,melainkan adik kelas yang udah dua bulan ini kenal dengan ku, dia tidak punya sopan santun, bayangin aja, dia ngak pernah manggil kakak pada ku, padahal dia junior di sekolahku.
“hei… di ajak kok malah bengong, buruan naik !” ujarnya menyunggingkan sebuah senyuman sambil menyerahkan sebuah helm.
“ Gak ah,, gw bisa naik bus atau angkot lah” aku mengelak.
“ Udah dong say..jangan malu-malu, gw jamin kita sampai di sekolah tepat waktu”
“ Vagio,kamu ngapain sih? gak mau” aku manyun.
“Ayolah ”
“ Ogah ”
“ Ih malu-malu kucing, gw jadi semakin bernafsu nih ”
“ Bernafsu ? Ngapain?”
“ Ada deh, mau tau aja! ” ujarnya nyengir ngak jelas, senyuman licik tersungging di bibirnya.
“ Ayolah sya ”
“ Ngak, maksa banget sih? ” ujarku melangkah menjauh darinya, namun dia terus mengikutiku.
“ Ngapain sih? Lo ngotot banget deh, lo bikin gw telat tau ” teriakku, tiba-tiba seseorang memegang pundakku, aku menoleh dan..


gimana??? law jeleq jangan di ejek yua.... law mentraktir gw mah,, dengan berat hati gw ngak bakal nolak (la apa hubungannya??)
ngak tau dewh.....
yang penting kalian baca yua...

up....up...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar